Wilayah pesisir--sepanjang pantai hingga 12 mil arah laut--memiliki sumber daya alam yang sangat beragam, termasuk ikan yang hidup di dalamnya. Udang, cumi, lobster, hingga kerang yang hidup di wilayah pesisir sudah menjadi santapan sehari-hari masyarakat. Selain memiliki kandungan gizi tinggi, hidangan pesisir sangat menggugah selera.
Tidaklah mengherankan jika resto-resto khas hidangan pesisir kini semakin menjamur, tak terkecuali di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun jangan mencari resto bertulisan "hidangan pesisir", karena hampir seluruhnya mencantumkan kata "seafood" meskipun sebagian besar menunya berbahan dasar ikan khas wilayah pesisir, bahkan ikan air tawar.
Salah satunya adalah kedai Ikan Nila Goreng Pak Ugi milik Muhammad Sugi yang terletak di Kelapa Gading Boulevard Blok FX 1 Nomor 1, Kelapa Gading Barat. Kendati sebagian besar menu berbahan dasar ikan nila (air tawar), toh terselip aneka hidangan berbahan dasar udang dan kerang hijau. "Kami tambahkan pada menu karena permintaan pengunjung," ujarnya.
Di kedai yang dibangun pada 2006 ini, udang disajikan dengan campuran saus Padang. Uniknya, kendati mengambil sumber masakan khas wilayah Sumatera Barat, tidak ada campuran santan di dalamnya. Sugi, yang meramu sendiri resep-resepnya ini, justru menggantinya dengan saus tiram, cabai, tomat, bawang putih, serta dihiasi irisan cabai rawit. Terasa kental, gurih, dan tidak terlalu pedas.
Sementara itu, kerang hijau disajikan dengan campuran saus tiram dan bumbu-bumbu lainnya. "Saya coba di dapur rumah. Jika terasa enak, baru diajarkan kepada karyawan," ujarnya.
Suasana kedai makan Minggu siang itu dipadati pengunjung. Salah seorang pengunjung, Titin Kartini, mengajak delapan anggota keluarganya bersantap di sana. "Sudah keempat kalinya kami makan di sini. Ikannya terasa fresh, renyah, dan gurih," ujarnya.
Titin bahkan mengaku hari itu hanya menemani salah seorang anggota keluarganya yang berasal dari Pamulang untuk bersantap, yaitu Fitri. "Meski jauh, saya suka makan di sini. Ikannya jauh lebih bersih dan segar," kata Fitri.
Tidak banyak hidangan sayuran dalam daftar menu pendamping ikan. Kedai Pak Ugi hanya menyajikan tumisan cah kangkung dan lalapan segar, yang terdiri atas mentimun, kol, dan selada. "Lalapan ini tersaji dalam kondisi segar dan kami ambil dari wilayah perkebunan di Kelapa Gading juga, sehingga terjaga kesegarannya," ujar Sugi. Sebagai penyedap selera, tersedia sambal terasi yang diramu dengan campuran tomat segar dan irisan jeruk limo.
Kendati kedai makan Ikan Nila Bakar Pak Ugi tergolong sederhana, kisaran harganya hampir setara dengan resto, mulai Rp 17 ribu hingga Rp 24 ribu.
Sugi mengatakan, menu pesisir di kedai makan cabang Kelapa Gading masih terbatas, tergantung permintaan pengunjung. Sementara itu, kedai makan sama yang dibuka di wilayah Bekasi justru menyajikan lebih banyak hidangan laut dengan menu yang lebih beragam. "Di sana justru menu hidangan pesisir yang lebih menonjol," ujarnya.
Sugi menyebutkan beberapa menu di kedai makan cabang Bekasi, di antaranya kepiting telur asin dan kepiting lada hitam. "Kepiting telur asin sangat spesial, karena menggabungkan kepiting dengan telur asin matang yang dicincang agak halus. Menu tersebut jarang ditemui di rumah-rumah makan hidangan laut lainnya," ujarnya. Untuk menghilangkan bau amis, Pak Ugi mengaku tidak memiliki resep khusus, namun cukup membersihkan ikan dengan teliti.
Sumber : tim info tempo - korantempo.com
Lihat juga : sushi, steak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar