Rabu, 08 Desember 2010

Menu Solaria

Kemaren gue sama temen gue akhirnya makan di Solaria. Menu Solaria itu selalu bikin gue puas deh soalnya gue suka banget. Ada nasi ayam goreng mentega, mie goreng ayam, ifumie, chicken mozarella, fish and chip, dan lain-lain.

Rasa makanannya tu enaaakk banget dan harganya juga nggak mahal-mahal banget. Sayang, nunggu makanannya itu tu yang bikin kesel. Lamaaaa bangeeetttt 

Kamis, 02 Desember 2010

Ice cream Oen di Semarang

Menyebut tempat wisata kuliner Kota Semarang, pastilah Toko Ice cream Oen yang berada di jalan Pemuda menjadi restoran paling awal disebutkan. Toko yang sudah bertahan tiga generasi itu, dengan khas menyajikan menu-menu andalannya yang bahan maupun rasa terjaga secara turun temurun dan diyakini rasanya tidak pernah berubah dari dulu.

Toko Oen Semarang berdiri sejak tahun 1933, saat ini pemiliknya Yenni Kalalo merupakan generasi ketiga dari toko tersebut. Konsep restoran satu ini pun khas, dengan bangunan kunonya. Kalaupun ada penyegaran pada interiornya saja.

Toko Oen bagaikan ikon Semarang, setiap wisatawan khususnya dari Belanda yang berkunjung ke Semarang selalu mampir sejenak ke toko ini.

Saat ini Toko Oen bukan lagi identik dengan orang tua, saat kami datang dan ingin menikmati makanan di restoran tersebut ada beberapa anak muda datang di restoran yang didirikan oleh Liem Gien Nio, istri dari Oen Tjoen Hok itu.

Kebanyakan anak muda ini datang menikmati berbagai ice cream yang ada di Toko Oen, menurut Antok Liem pengurus Toko Oen ice cream yang paling banyak digemari ice cream Oen Simphony dan Tutty Fruity.

Kedua ice cream ini disajikan dengan bentuk yang sangat unik, untuk Oen Simphony ada permainan warna dalam penyajiannya dari ice cream rasa coklat yang ditaruh paling bawah, ditingkat selanjutnya ada ice cream rasa vanila, serta tidak ketinggalan roti lidah kucing.
Yang lebih menarik lagi ternyata resep pembuatan ice cream ini sama dengan saat Toko Oen berdiri, Antok mengungkapkan resep yang dibuat sejak generasi pertama itu sengaja dipertahankan untuk menjaga rasa ice cream tersebut.

"Dulu pernah diuji coba untuk beberapa bahan pembuat ice cream dikurangi, ternyata rasa yang dihasilkan sangat berbeda. Sehingga sampai saat ini oleh generasi penerus Toko Oen tetap menggunakan resep ice cream yang lama tanpa mengurangi sedikitpun komposisi bahan pembuatnya," ungkap Antok.

Resep ice cream yang telah bertahan puluhan tahun itu ternyata memang sangat nikmat, ice cream - nya lumer dan lembut dimulut. Untuk rasa dari ice cream itu sendiri sangatlah nikmat, tentunya ice cream Oen Simphony seharga Rp 17.500 itu tidaklah mahal dan sepadan dengan rasa ice cream itu sendiri.

Antok menambahkan menikmati ice cream di Toko Oen sangatlah nikmat kalau diselingi nyemil beberapa roti khas buatan TOKO Oen seperti kaastengel (kue keju kering) dan kattetonge (kue lidah kucing). (Wisanggeni/CN13)

Sumber : suaramerdeka.com

Lihat juga:
Dim Sum

Rabu, 01 Desember 2010

Pemilik Poke Sushi

Bekerja sebagai seorang waiter, helper, hingga asisten chef pernah dilakoni oleh pria yang kini menjadi Sushi chef sekaligus pemilik sebuah resto sushi ini. Siapa sangka belajar memasak dari sang oma dan rasa ingin tahu yang besar justru merupakan modal terbesarnya menjadi sukses!

Bernama lengkap Toar Christopher atau yang akrab disapa Itoph, sushi chef dan salah satu pemilik Poké Sushi ini mengaku tak pernah menyangka akan menjadi seorang chef apalagi seorang sushi chef. Cita-citanya semasa SMA adalah menjadi seorang arsitek untuk mengikuti jejak sang ibu. Bahkan ia pun sempat mengecap pendidikan arsitek di Universitas Parahiangan, Bandung.

"Saya dulu bandel sekali, sehingga baru beberapa semester saya pun drop out akibat sering tidak masuk kuliah," ujarnya sambil terkekeh geli mengenang masa lalu. Hampir putus asa akhirnya sang ibu memutuskan untuk mengirimnya ke USA dan mengambil jurusan IT. Hijrah ke USA justru menjadi titik balik dari kehidupan Itop yang tak pernah bisa diduganya.

Pengalaman pertama bekerja part time dilakoninya di sebuah restoran bernama 'Little Tokyo'. Menjadi seorang waiter hingga kesulitan berkomunikasi dengan bahasa Inggris juga pernah dialami oleh Itop. Akhirnya saat terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998 memaksanya bekerja total untuk membiayai kuliah.

Setelah menjalani training di Tennesee, USA selama 3 bulan akhirnya bapak dari seorang putri berusia 12 tahun ini ditempatkan di sebuah restoran Cina. Disinilah ia mulai mendapatkan ketrampilan dasar untuk menjadi seorang chef. Mulai dari menjadi seorang waiter, hingga kemudian menjadi seorang 'helper' di dapur. Menguliti ayam, mengangkat barang, hingga berdiri berjam-jam sudah merupakan makanan sehari-hari yang dijalani Itoph dengan tekun dan penuh kesabaran.

Tak sia-sia, ketika perusahaan tempat ia bekerja ingin membuka sebuah restoran Jepang di ia pun mendapatkan tawaran untuk mendalami sushi. Sebulan penuh ia mempelajari dan menghapalkan menu hingga diterima sebagai 'helper' seorang sushi chef. "Belajar menjadi sushi chef tidak mudah karena kita tidak diajarkan secara langsung. Kita harus pandai-pandai berlatih sendiri dan memperhatikan teknik sang chef, sebab sushi chef memang biasanya terkenal pelit berbagi ilmu" terangnya.

Setelah setahun, akhirnya Itop memperoleh kepercayaan dari sang chef untuk membuat maki dan nigiri sushi. Dalam tahap sebelumnya Itoph bahkan menjalani training mengasah pisau, mencuci, menyiapkan sayuran hingga memotong sayuran.

"Yang tersulit dari membuat sushi kita harus bergerak cepat sementara hasilnya tak hanya enak namun harus cantik," ujar Itoph. Cekatan dan kedisiplinan Itoph membuat sang guru terkesan dan merekomendasikan dirinya untuk memperdalam 'speed' membuat sushi pada teman sang guru di Atlanta. Ia pun sempat berguru di Atlanta selama 3 bulan, sebelum akhirnya kembali ditarik di perusahaan tempatnya bekerja dulu.

Perjalanan menjadi seorang corporate sushi chef pun dimulai, ia pun dipercaya memberi pelatihan outlet-outlet sushi perusahaan yang tersebar di seluruh Amerika. Namun tak lama, pekerjaan tersebut membuatnya bosan ia pun melamar bekerja di sebuah resto Jepang 'Ohana'. Pengalaman membuatnya diangkat menjadi sushi chef Ohana dan bekerja disana hampir 2 tahun lamanya.

Setelah pulang ke Indonesia, berkat dorongan dan ajakan teman-teman ia pun berani membuka sebuah restoran sushi bernama Poké Sushi Dharmawangsa yang menjadi cikal bakal tumbuhnya outlet-outlet Poké Sushi lainnya di Jakarta. Restoran berkonsep 'Japanese American Fusion' ini memang memiliki spesialisasi sushi berbentuk roll. Namun jika ditanya soal makanan favoritnya, "Sebenarnya makanan favorit saya bukan Jepang melainkan Bruine Bonen Soep buatan oma saya," ujarnya.

Tak pelit berbagi ilmu, ia pun memberikan resep membuat Caterpillar Unagi Roll bagi pembaca detikfood khususnya mereka pencinta sushi. Sushi ini merupakan salah satu menu favorit pengunjung Poké Sushi yang hmm... oishii desu ne!

Caterpillar Unagi Roll
Untuk 8 potong

Bahan:
80 g Nasi sushi
?? lembar nori ukuran 10x20 cm
10 g tobiko
80 g daging alpukat, iris tipis
10 g kyuri/mentimun hijau, iris tipis
50 g unagi, siap beli
10 ml saus unagi/teriyaki
Taburan:
1 sdt tobiko

Cara membuat:
* Sebarkan nasi sushi secara merata dengan menyisakan 5 mm bagian memanjang nori tanpa nasi. (Sebelumnya, basahi tangan dengan air).
* Balikkan ke atas makisu (gulungan bambu) yang sudah dilapisi plastik sehingga bagian nasi ada di luar. Susun di atas nori; tobiko, unagi dan kyuri.
* Gulung sambil padatkan hingga rapi dan lurus.
* Susun irisan alpukat segar di atasnya, tekan kembali dengan makisu hingga
* salmon melekat.
* Perciki dengan saus unagi/teriyaki dan taburi tobiko
* Potong melintang menjadi 8 bagian. Lapisi plastik, tekan-tekan kembali.
* Susun di atas piring, sajikan segera.

Tips:
* Untuk alpukat, pilih alpukat lokal Sukabumi yang besar dan tua. Ketika dipegang rasanya ‘kekar’, keras tetapi tidak terlalu lembut.
* Agar alpukat tidak kecokelatan warnanya, potong-potong sesaat akan disajikan atau digunakan.
* Unagi dapat dibeli di supermarket yang menjual produk import seperti Ranch Market, Sogo, dll.
* Pilih unagi yang besar, dagingnya lebih enak dan lebih lembut.
* Jika masih tersisa, unagi dapat disimpan di chiller.

"Kalau orang lain bisa, maka saya juga harus bisa," demikian tuturnya saat ditanya tentang motto hidupnya dan kegigihannya dalam menjalani hidup. (dev/Odi)

Sumber : Devita Sari - detikFood

Lihat juga:
Sate
Steak

Bakso yang Mirip Soto

Lokasi warung bakso yang mirip Soto daging sapi Putri Mi’ad Pemalang ini mungkin relatif jauh dari Jalur Pantura Pemalang, namun walau berada di pinggir jalan alternatif Pemalang-Comal, pengunjung Bakso yang berdiri sejak tahun 1965 ini tak pernah sepi pengunjung.

Berada persis di sebelah selatan Tugu Desa Jebed Utara, lokasi warung bakso ini berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Pemalang.
Dengan interior yang masih sederhana tak membuat para pengunjung warung milik Kusyati (47) ini berkurang. Dengan tata letak kursi yang memanjang seperti khasnya orang hajatan, banyak pengunjung yang datang merasa menikmati bakso seperti di rumah sendiri.

Menurut Kusyati sertidaknya dia membutuhkan daging sapi 18 Kg dalam sehari.

Sejak tahun 1965
Bakso yang sejak tahun 1965 terkenal dengan nama bakso Miad ini awalnya berada di desa Banjaran. Namun seiring jaman, usai meninggalnya Pak Miad, Kusyati memindah lokasi sejak tahun 2000 ke pertigaan Jebed Utara yang lokasinya lebih strategis.

Aroma daging sapi rebusan sudah kental terasa saat hendak memasuki warung tersebut karena letak gerobag permanen yang diletakkan di depan warung. Bakso yang ada disini bukanlah bakso gilingan seperti yang sering kita jumpai. Tetapi masih dalam bentuk daging yang dipotong kecil. dimasak dengan bumbu sederhana, merica, kemiri dan bawang putih.
Lebih mirip soto malahan dibandingkan bakso yang sering kita jumpai sehari-hari. Daging yang empuk juga menjadikan bakso ini dikunjungi pejabat maupun masyarakat dari luar kota. Dan cukup dengan tujuh ribu rupiah, anda bisa menyantap semangkuk bakso daging.

Racikan Khusus
Penikmat bakso Miad boleh saja meminta racikan khusus, semisal meminta tambahan tomat atau kerupuk wuwur. Kesegaran kuah bakso dengan tomat segar menjadikan Rina (26) pengunjung dari Watukumpul sering mampir ke warung tersebut.

"Segarnya kuah dan tomat mentah membuat ingin kembali kesini" ucapnya saat ditemui di warung yang buka dari jam 10 pagi ini pada hari biasa tutup pukul tujuh malam.

Hidangan lain sebagai pelengkap di warung ini adalah buah jeruk sebagai penutup makanan. (Makhjudin Zein/CN13)

Sumber : suaramerdeka.com

Lihat juga:
Dim Sum
Sour Sally

Mahalnya Pajak Wine

Pemerintah diminta memberikan kemudahan kepada para eksportir minuman Wine dengan menurunkan pajaknya yang saat ini mencapai 150 persen sehingga mempersulit bagi para eksportir untuk mengimpor minuman tersebut dari luar negeri.
Para eksportir minuman anggur (wine) merasa pajak yang dikenakan pemerintah sangat besar yang membuat mereka kesulitan untuk membawa minuman anggur itu ke dalam negeri karena pajak yang dikenakan pemerintah sangat mahal, kata Wakil Presiden Sommellier Asociation, Alexander H. Effendie, kepada pers di Jakarta, kemarin.

Alexander H. Effendie mengatakan, pajak pemerintah terhadap wine sangat besar kalau dibandingkan di Singapura hanya 70 dolar Singapura per liter, bahkan, di Thailand pajak mengenai pameran minuman asing hanya ditetapkan nol persen.

Hal ini yang menghambat eksportir minuman anggur untuk mengimpor minuman anggur itu ke pasar domestik, ucapnya
Pemerintah, lanjut dia, harus menurunkan pajak minuman anggur itu secara perlahan-lahan tapi pasti sehingga memudahkan eksportir minuman tersebut dapat mengimpor lebih banyak lagi.

'Kami optimis pemerintah akan merubah kebijakannya melihat minat masyarakat membeli minuman itu cukup besar, ' katanya.

Minum anggur, menurut dia, bukan seperti minum air putih sekaligus diminum, namun minumnya dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit karena tubuh akan menjadi hangat dan segar dan memberikan kesehatan erutama bagi orang tua yang sudah lanjut.

Apalagi, potensi pasar di dalam negeri sangat besar kalau melihat jumlah penduduknya yang mencapai 230 juta orang, katanya.

Menurut Alexander, pasar minuman anggur pada tahun ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 20 persen lebih tinggi dibanding tahun lalu.(Zaz/At/Kl)

Sumber : berita8.com

Lihat juga:
Hanamasa
Burger King

Steak dengan Saus Steak Siap Pakai

Anda bisa mencoba resep Steak yang mudah, sederhana, namun rasanya enak dengan menggunakan saus Steak siap pakai.

Bahan:
2 potong daging Steak (±225 gram per potong)
50 ml saus Steak siap pakai
3 sdm margarine/ minyak goreng
1 sdt bubuk merica
1 sdm kecap asin (bila suka)
2 sdm minyak (untuk menumis)
2 siung bawang bombay, cincang
½ butir bawang putih, cincang
1 sdt tepung terigu
½ bah paprika, potong dadu
60 ml kaldu daging

Cara Membuat:
- Lumuri daging Steak dengan saus siap pakai kemudian simpan selama 15-2 jam di dalam chiller sambil sesekali di balik.

- Panaskan grill pan dengan margarin. Panggang daging sambil dibalik-balik sampai tada kematangan yang diinginkan. Angkat.

- Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan bawang putih sampai layu dan harum. Msukkan tepung terigu sambil diaduk sampai kecokelatan.

- Beri sisa bumbu perendam steak, bubuk merica, kecap asin, paprika dan kaldu daging. Aduk-aduk sampai mendidih dan kental. Angkat.
Sajikan bersama Steak.

*Cara yang sama bisa diterapkan dengan saus teriyaki siap pakai.

Sumber : kosmo.vivanews.com


Lihat juga:
Dim Sum

Selasa, 30 November 2010

Taner make Halal Wine

AMSTERDAM (Reuters CAIRO) - Taner Tabak (35) have attempted to obtain a white Wine kosher certificate for two years, and now he has succeeded. "Kevserhelalwine" passed his test and get halal certification from the Quality Control Halal (Halal Quality Control - HQC).

Search Tabak will wine with alcohol content of 0% done at the request of the Muslims. At a meeting every Friday, they can not drink with colleagues and friends and a "Wine kosher" can be a solution for the problem.

Tabak study the process of making alcohol-free wine. Through a new technical process, which made him get a patent, Tabak, in cooperation with a German company, managed to make alcohol-free wine. Tabak said it had no drinks alcohol-free wine is said, but they do not pass the test HQC kosher because it still contains some alcohol.

HQC has a lot of requirements before they give a certificate to a product. An additional request to obtain such a certificate is hygienic regulations. They work under the consultation with the HQC. Tabak said, "Wine is not made kosher with it!"

Tabak target group not only Muslims, but more broadly. "What I was also targeted pregnant women, those who are affected by diabetes, they who have to drive after attending a party and therefore can not drink alcohol and so on."

Among the collection Tabak is red wine, white, and roses, too heavy wine. He was convinced of his delicacy of taste wine and recently challenged a Nicolaas Klei Wine expert to come and taste the wine.

Kevser name refers to a letter in the Qur'an, clearly Tabak. The letter speaks of kosher wine.

Tabak was not worried about the sale of wine - his. Countries like Malaysia, Azerbaijan, Dubai, and even Saudi Arabia have shown interest, Tabak said with enthusiasm.

Tabak Kevserhelalwine sells through his company, Talay Wine Company, with an average price of 6-7 euros (IDR 90000-100000).

"We've changed the haram into halal. Wine that tastes like wine but it is completely free of alcohol, and we produce it," says Tabak.

Tabak-made kosher wines are not the only alcoholic beverages that contain no alcohol. Last year, in France produced Chamalal, champagne kosher. Like champagne in general, this drink is also made from wine and bubbly, but alcohol-free.

Launched in September, just before the holy month of Ramadan in 2008, proved successful Chamala accepted in the country of origin of champagne. No single event will ever complete without his presence.
Champagne bubble kosher version is sold at a price about 60 euros (Rp 900,000) per bottle in some restaurants, but much cheaper if bought at the supermarket.

Inventors Chamalal, Rachid Gacem, said he saw a gap in the market for alcoholic beverages.

"When I came to the party and everyone drank alcohol, such as champagne, they often ask if I want to drink one glass. But we (Muslims) do not drink alcohol. Because I want to be part of the party, I want to drink something like champagne, but not the champagne. "
Responding to these drinks, not all Muslims necessarily agree. Some of the Muslims even questioned the dubious content Cham'alal content. As the comments in an online news site that writes about the launch Cham'alal, one of which reads, "Does it truly Wine carbonated beverage?". (Rin / Iie / ITN / fw / RPK / at) Cited by www.suaramedia.com

Source: suaramedia.com

See also:
Sate
Soto