Senin, 15 November 2010

Cerita Penjual Soto

Sekian tahun berumah tangga, istri tercinta tak setuju Keman meneruskan profesinya. Alasannya, jadi kondektur bus sering pulang malam. Tahun 1970, Keman memilih jualan Soto, sekaligus meneruskan profesi ayahnya yang jual soto secara keliling. Ia sering membantu ayahnya jualan setelah putus sekolah. "Saya hanya sampai kelas 5 SR. Orang tua sudah tak mampu membiayai sekolah atau membeli pakaian," kenang Keman seraya mengatakan, saat itu ibunya menjadi abdi di kraton Solo.

Seperti ayahnya, Keman juga memulai usaha dengan cara berkeliling. Dari rumah kontrakannya, ia memikul angkring sampai Kampung Baluwarti di dekat Kraton Solo. Setiap hari, ia berangkat pukul 07.00 dan sampai di rumah pukul 10.00. "Jika dagangan masih, saya melanjutkan jualan di rumah dibantu istri. Kalau pagi, istri saya sibuk mengurusi anak sekolah."

Keman berkeliling sampai tahun 1989. Akhirnya Keman memilih tempat jualan di Jln. Veteran. "Saya tak lagi jualan soto pada siang hari. Pengalaman mengajarkan, dagang malam hari lebih banyak pembelinya," lanjut Keman. Tentu saja bukan hanya karena faktor malam hari soto Keman diminati pembeli. Ia mempunyai resep jitu. Salah satunya, aroma kuah soto terasa lain.

KLIK - Detail Apa resepnya? "Saya memasaknya menggunakan kuali. Sudah gitu, harus pakai kayu bakar. Nah, agar lebih mantap, saya tetap pakai daging sapi. Sebagai pelengkap, saya tambah tauge, seledri, dan tomat," kata Keman. Resep ini ternyata laris manis.
"Sekarang, tiap malam saya butuh air 1,5 kuali. Satu kuali kira-kira berisi 2,5 ember."
Begitu larisnya, usaha Keman jauh lebih sukses ketimbang ayahnya. Ia sanggup menabung dan tahun 1990 ia mampu membeli tanah dengan harga Rp 300 ribu per meter di Serengan. Beberapa tahun kemudian, ia sanggup membangun rumah di atas tanah berukuran 6 x 17 meter itu. "Sangat bahagia bisa punya rumah," lanjut Keman.

Keman membayangkan betapa sulitnya ketika masih kontrak rumah. "Dulu bingung kalau rumah tidak boleh diperpanjang kontraknya. Saya, kan, harus nyari rumah lain. Pokoknya, sekarang sudah tenang. Lebih senang lagi, dari hasil jualan soto, saya bisa menyekolahkan lima anak saya," jelas Keman bangga. (Nostalgia.tabloidnova.com)

Lihat juga :
Hanamasa
Steak

1 komentar:

  1. wah bisa jadi inspirasi buka usaha jualan soto nih.,.,makassih ya gan atas tulisannya.,..

    BalasHapus